INILAH.COM, Tembissa - Usai insiden yang terjadi pada laga uji coba Nigeria melawan Korea Utara, presiden FIFA, Sepp Blatter, memberikan jaminan hal tersebut takkan terulang di Piala Dunia mendatang. 10.000 penonton berdesakan berebut masuk untuk menyaksikan laga tersebut di Stadion Makhulong, karena padatnya pengunjung, 16 orang jatuh dan cedera karena terinjak-injak. œSaya yakin ini tidak akan terjadi di Piala Dunia manapun, untuk yang satu ini saya janji, ujarnya. œSaya hanya menegaskan kepada setiap penyelenggara kompetisi olah raga, dalam hal ini sepak bola. Jika Anda dasar apa yang Anda lakukan pada informasi yang tidak akurat, Anda mungkin tidak menyenangkan terkejut oleh konsekuensi. Pastikan Anda mendapatkan seluruh bola cerita dari sumber-sumber informasi.
Dan, agar tidak semakin memperparah citra Afrika Selatan, FIFA menolak usulan untuk menggunakan jasa aparat negara. œKami adalah pihak penyelenggara kompetisi dan untuk itu, kami bersiap untuk mengatasi masalah keamanan. Tetapi yang jelas di organisasi sepak bola apapaun, entah itu lokal, regional, nasional maupun Internasional, kami tidak akan menyerahkan keamanan kepad pihak manapun, termasuk aparat negara, terangnya. œIni memang menyangkut negara di mana turnamen tersebut diadakan. Tetapi kami harus pastikan agar organisasi olah raga di tiap negara mau mengurusinya dengan baik dan menggunakan jasa keamanan seminimal mungkin, tambah Blatter. œIni adalah prinsip yang haru ditanamkan, bahwa FIFA tidak bunya kekuatan polisi. Mereka bahkan tidak boleh mengeluarkan penonton dari stadiun, sama sekali, lanjutnya. Kekisruhan semacam ini cukup sering terjadi di Afrika. Enam insiden antara Juli tahun 2000 hingga Maret tahun lalu, 22 orang dilaporkan meninggal, terutama saat sebuah tembok runtuh dan menimpa penonton di Pantai Gading.[boy]
Dan, agar tidak semakin memperparah citra Afrika Selatan, FIFA menolak usulan untuk menggunakan jasa aparat negara. œKami adalah pihak penyelenggara kompetisi dan untuk itu, kami bersiap untuk mengatasi masalah keamanan. Tetapi yang jelas di organisasi sepak bola apapaun, entah itu lokal, regional, nasional maupun Internasional, kami tidak akan menyerahkan keamanan kepad pihak manapun, termasuk aparat negara, terangnya. œIni memang menyangkut negara di mana turnamen tersebut diadakan. Tetapi kami harus pastikan agar organisasi olah raga di tiap negara mau mengurusinya dengan baik dan menggunakan jasa keamanan seminimal mungkin, tambah Blatter. œIni adalah prinsip yang haru ditanamkan, bahwa FIFA tidak bunya kekuatan polisi. Mereka bahkan tidak boleh mengeluarkan penonton dari stadiun, sama sekali, lanjutnya. Kekisruhan semacam ini cukup sering terjadi di Afrika. Enam insiden antara Juli tahun 2000 hingga Maret tahun lalu, 22 orang dilaporkan meninggal, terutama saat sebuah tembok runtuh dan menimpa penonton di Pantai Gading.[boy]
No comments:
Post a Comment