Pikirkan tentang apa yang telah Anda baca sejauh ini. Apakah itu memperkuat apa yang telah Anda ketahui tentang cheat? Atau ada sesuatu yang sama sekali baru? Bagaimana dengan sisa paragraf?
CIKARANG--MI: Hama tikus menyerang sawah petani seluas 250 hektare di Desa Srimahi dan Srijaya, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, hingga kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
"Kondisi terparah dialami petani di Kampung Gabus, Kedong, Pulo Puter, Pulo Dadap, dan Alas Malang," ujar Camat Tambun Utara Akhmad Junaedi di Cikarang, Sabtu (20/3). Menurutnya, hama tikus merusak 80 persen hasil panen dalam satu hektare sawah. Rata-rata per hektare menghasilkan tujuh ton padi.
"Kerugiannya sampai ratusan juta karena ada yang sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi berasnya. Kami bersama petani dan Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi secara bergiliran ikut memburu tikus," ujarnya.
Hal tersebut dibenarkan oleh Mamin, 41, salah seorang petani setempat. "Pada bulan ini, padi saya mengalami panen, tapi setelah siap untuk dipotong, banyak butiran padi yang sudah digerogoti tikus," katanya.
Untuk membasminya, petani di Tambun Utara melakukan upaya perburuan hewan pengerat ini dengan menggunakan gas beracun (Tiran). "Caranya, Tiran dimasukkan ke dalam lubang tikus hingga mati keracunan, sementara sebagian dibunuh menggunakan perangkap dan sejumlah benda tajam," katanya.
Secara terpisah, staf fungsional Badan Pelaksana Penyuluhan dan Kehutanan Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bekasi Nuraim Arief mengungkapkan, hama tikus diduga berasal dari Kali Cikarang Bekasi Laut yang bermigrasi ke areal pertanian. "Jika beberapa waktu lalu, serangan hama tikus membuat gagal panen pada sawah seluas sekitar 700 hektare di Kecamatan Sukatani dan Sukakarya, kini hama tikus juga menyerang pertanian di Tambun Utara seluas 250 hektare," katanya. (Ant/OL-04)
CIKARANG--MI: Hama tikus menyerang sawah petani seluas 250 hektare di Desa Srimahi dan Srijaya, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, hingga kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
"Kondisi terparah dialami petani di Kampung Gabus, Kedong, Pulo Puter, Pulo Dadap, dan Alas Malang," ujar Camat Tambun Utara Akhmad Junaedi di Cikarang, Sabtu (20/3). Menurutnya, hama tikus merusak 80 persen hasil panen dalam satu hektare sawah. Rata-rata per hektare menghasilkan tujuh ton padi.
"Kerugiannya sampai ratusan juta karena ada yang sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi berasnya. Kami bersama petani dan Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi secara bergiliran ikut memburu tikus," ujarnya.
Hal tersebut dibenarkan oleh Mamin, 41, salah seorang petani setempat. "Pada bulan ini, padi saya mengalami panen, tapi setelah siap untuk dipotong, banyak butiran padi yang sudah digerogoti tikus," katanya.
Untuk membasminya, petani di Tambun Utara melakukan upaya perburuan hewan pengerat ini dengan menggunakan gas beracun (Tiran). "Caranya, Tiran dimasukkan ke dalam lubang tikus hingga mati keracunan, sementara sebagian dibunuh menggunakan perangkap dan sejumlah benda tajam," katanya.
Secara terpisah, staf fungsional Badan Pelaksana Penyuluhan dan Kehutanan Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bekasi Nuraim Arief mengungkapkan, hama tikus diduga berasal dari Kali Cikarang Bekasi Laut yang bermigrasi ke areal pertanian. "Jika beberapa waktu lalu, serangan hama tikus membuat gagal panen pada sawah seluas sekitar 700 hektare di Kecamatan Sukatani dan Sukakarya, kini hama tikus juga menyerang pertanian di Tambun Utara seluas 250 hektare," katanya. (Ant/OL-04)
No comments:
Post a Comment